(0362) 92301
092301
seririt@bulelengkab.go.id
Kecamatan Seririt

MAKNA SIWARATRI

Admin seririt | 09 Maret 2020 | 1696 kali

SIWARATRI

            Siwaratri diartikan sebagai malam siwa dan karenanya dapat dimaknai sebagai malam prelina atau pelebur kegelapan dalam diri dan hati manusia untuk menuju jalan yang lebih terang.

Peringatan hari suci siwaratri banyak yang mengartikan sebagai malam peleburan dosa, bagaimana mungkin dosa itu bisa dilebur hanya dengan satu malam saja? Sebagai malam perenungan dosa semestinya kita melakukan koreksi atau introfeksi diri atas perbuatan kita selama ini. Pada malam perenungan dosa atau siwaratri kita memohon untuk diberikan tuntunan agar kita dapat keluar dari semua perbuatan dosa. Caranya tentu dengan melakukan Brata Siwaratri sehari sebelum Tilem sasih kepitu atau sering disebut dengan purwaning tilem kepitu.

Ada tiga jenis Brata Siwaratri yang hendaknya kita laksankan yaitu:

  1. UPAWASA, yang dalam bahasa Sanseketa mempunyai arti puasa tidak makan dan tidak minum, tujuannya untuk lebih focus menerima energy suci dari tuhan,.
  2. MONA atau MOUNA, yang mempunyai arti tidak mengucapkan kata-kata atau berbicara, tujuannya agar mudah terhubung dengan keheningan didalam hati kita.
  3. JAGRA atau TAN MRENA, yang memiliki arti tidak tidur, tetap terjaga atau begadang, tujuannya agar focus pada rasa bakti yang mendalam kepada Dewa Siwa.

Tingkatan Brata Siwaratri ada 3 (tiga), yaitu :

  1. UTAMA, terdiri dari Upawasa, Mona dan Jagra
  2. MADYA, terdiri dari Mona dan Jagra atau Upawasa dan Jagra
  3. NISTA, terdiri dari Jagra

Jagra itu dilaksanakan mulai dari saat matahari terbit dan berakhir pada esok harinya saat matahari terbit juga (selama 24 jam).

Adapun tingkatan Jagra pada Brata Siwaratri terdiri dari :

  1. UTAMA, mulai dari saat matahari terbit sampai esok harinya saat matahari terbit juga (selama 24 jam)
  2. MADYA, mulai tengah hari sampai esok hari saat matahari terbit (selama 18 jam)
  3. NISTA, mulai sore hari saat matahari terbenam sampai esok hari saat matahari terbit (selama 12 jam).

Selama waktu pelaksanaan BrataSiwaratri kita sebaiknya melakukan hal-hal sebagai berikut, seperti:

  1. Fokus pada rasa bakti yang mendalam terhadap Dewa Siwa seperti sebanyak mungkin melakukan penjapaan mantra Dewa Siwa (Om Namah Shiwaya), diucapkan dalam hati dan bisa juga melakukan meditasi, atau bisa juga dengan melakukan pelayanan dan melakukan kebaikan terhadap mahluk hidup lainnya.
  2. Fokus pada ajaran suci dharma seperti, membaca buku suci, mendengarkan dharma wacana, dan sebagainya.
  3. Menahan diri dari perbuatan yang melanggar dharma, seperti tidak mencuri, menipu dan jangan menyakiti orang lain.
  4. Menahan diri dari semua perkataan yang melanggar dharma, seperti tidak marah, tidak memaki, tidak menghina dan tidak menjelekkan orang lain.

Pelaksanaan dari Brata Siwaratri itu semua hendaknya disesuaikan dengan kemampuan, situasi dan kondisi diri kita masing-masing. Dan setelah semua proses Brata Siwaratri selesai, maka pada esok harinya dilanjutkan dengan penyucian diri (mandi) atau melukat disumber mata air, seperti pantai, kelebutan, pancoran dan ada juga yang mellakukan pengelukatan di griya.